Koleksi Motor Klasik Dari Yuyu, Menambah Suasana Hati Makin Asyik

[adace-ad id="6771"]

Singaraja, nawabali.id – Yang klasik memang asyik. Apalagi untuk urusan sepeda motor. Hal inilah yang dirasakan kolektor motor klasik atau jadul, Kadek Agus Sanjaya. Pria yang beralamat di Singaraja ini jatuh cinta dan memulai hobi mengumpulkan motor klasik sejak tahun 2008. Hingga kini, ia sudah mengoleksi belasan motor tua beragam jenis.

Kadek Agus Sanjaya lebih suka pada motor klasik yang mempertahankan originalitas. Gaya original dia anggap lebih menarik karena cenderung tidak membosankan. Makanya ketika mendapatkan motor bahan yang perlu banyak perbaikan, ia berupaya keras merestorasinya. Ia pun harus rajin berburu spare parts original.

Di garasi pria yang akrab disapa Yuyu ini, sudah ada beberapa motor tua nangkring seperti, Honda C70, Honda Supercup 700, Honda S90, Honda S90z, Honda CB 100, Honda GL Pro, Honda Prima, Honda Win, Vespa Spartan, Vespa PX, Vespa PS, Vespa Exclusive dan Yamaha DT Enduro. Meski terbilang sudah cukup banyak, namun Yuyu masih tetap berniat menambah koleksinya.

Baca Juga  Tukad Bindu, Objek Wisata di Pusat Kota Denpasar

Untuk mendapatkan motor jadul atau spare parts yang diinginkan, Yuyu harus berburu hingga ke pelosok-pelosok desa, terutama di Kabupaten Buleleng. Tentu saja tidak mudah dan perlu perjuangan ekstra, apalagi mengingat dahulu masih sedikit orang yang gemar motor klasik.

“Saat ini harga lumayan naik untuk motor jadul karena peminat mulai banyak. Jadi, membelinya dengan dasar suka. Mungkin yang termurah untuk yang ori antara Rp 15 juta sampai Rp 40 jutaan, karena ada istilah penjual gila pembeli pun makin gila,” ujarnya sembari tertawa.

Bagaimana dengan biaya restorasi? Soal ini, Yuyu menyebut relatif mahal. Contohnya, untuk merestorasi Vespa, biaya yang ia keluarkan untuk membeli bakalan atau bahan bisa mencapai Rp 6 juta sampai Rp 15 juta. Nah, biaya itu belum termasuk biaya restorasi yang mungkin saja bisa lebih dari itu.

Meski biaya tergolong tidak murah, namun Yuyu tetap cinta motor tua. Ini tak terlepas dari berbagai pengalaman unik dan menariknya selama menggunakan serta mengoleksi motor klasik. “Kita jadi banyak punya teman dan kalau naik motor kita sering jadi pusat perhatian. Pokoknya, klasik memang asyik,” tambahnya.

Baca Juga  Bhaskara Budaya, Aksi Konkrit APHB dalam Pelestarian Budaya

Sebagai penutup, Yuyu menjelaskan kalau motor yang dikoleksinya pasti mendapatkan perawatan rutin, baik itu penggantian oli, hingga service ke bengkel yang ia percayai. Perawatan jadi bagian penting karena motor-motor tersebut tidak untuk dijual dan hanya untuk koleksi. (GAAS)


Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *