Tujuh belas tahun silam, Putu Wirantawan merasa jenuh dengan corak lukisan figuratif yang digelutinya. Pelukis yang berasal dari Sangkar Agung, Negara, Bali, ini kemudian bertekun menggoreskan pensil pada kertas. Ia menemukan kebebasan untuk menerbangkan imajinasinya dan menciptakan dunia visual yang memenuhi hasrat artistiknya.
Sejak itu, Wiratawan selalu menuangkan ekspresinya pada kertas. Ia menghasilkan karya-karya abstrak yang sangat khas. Kaya akan detail dan berdimensi relatif besar untuk ukuran karya kertas, karyanya menerabas batas antara gambar (drawing) dan lukisan.
Karya-karya Wirantawan yang berteknik drawing ditampilkan dalam pameran “Gugusan Energi Alam Batin Wirantawan” di Danes Art Veranda, Denpasar, 28 Februari – 27 Maret. Pelukis kelahiran 1972 ini juga memajang banyak sketsa. Katalog pameran berupa buku perjalanan kreatif yang ditulis oleh I Made Bakti Wiyasa.
Keunikan terpancar terang dari ruang pameran. Sejumlah karya Wirantawan tidak berbentuk persegi panjang seperti lazimnya gambar atau lukisan. Ada yang bundar, ada yang seperti ikan pari, menyerupai papan selancar dsb.
Beberapa karya memiliki dua sisi, dapat dinikmati bagian depan maupun bagian belakangnya. Ada karya yang dipajang menempel pada dinding seperti biasa. Ada pula yang digantung dari langit-langit.
Wirantawan menggoreskan pensil dan bolpoin pada kertas secara bebas dan intens untuk menjelajah bentuk-bentuk imajiner. Suatu kosmos imajinasi tercipta dari konstelasi aneka citraan abstrak yang mencerminkan pengembaraan batin sang perupa.
“Dalam proses kreatif penciptaan karya, saya mengalami ekstase, berada di puncak kenikmatan, nirpamrih. Gubahan beragam bentuk itu seluruhnya diabdikan kepada jiwa agar tidak kehausan, agar damai, dan yang terpenting, agar bahagia,” ungkap Wirantawan.
Karya Wirantawan diilhami oleh hal-hal sepele atau sederhana di sekitar dirinya. Misalnya, cahaya matahari, air, api, dupa atau rokok yang menyala dan berasap, debu, riak air dsb.
Benda dan kejadian sehari-hari memicu imajinasi artistik Wirantawan. Ia menciptakan skenario artistik baru untuk sesuatu yang biasa-biasa saja. Wirantawan mengambil esensi dari hal-hal yang lumrah, lalu menggunakannya untuk menggelar lanskap yang berdenyut penuh kehidupan pada bidang kertas.
Karya Wirantawan digubah dengan mode estetika modern. Ia berkarya dengan pendekatan, teknik maupun instrumen modern. Namun, suasana karyanya terasa menggemakan alam batin tradisional.
Komposisinya sangat kuat menunjukkan jejak karakter garis dan ornamen seni lukis tradisional Bali. Atmosfir psikologi tradisional Bali yang akrab dengan kekuatan kosmis dan supranatural juga tampak menjiwai alam imajiner ciptaan Wirantawan. Pada saat yang sama, kosmos Wirantawan mencerminkan gagasan modern tentang alam bawah sadar.
Pengalaman sebagai seniman akademis modern berpadu harmonis dengan warisan spiritual dan kultural Bali dalam karya Wirantawan. Dengan memasukkan unsur klasik ke dalam kreasi kontemporer, Wirantawan memeragakan konsep dan kepekaannya yang unik dalam memadukan inovasi dan kecanggihan. Secara halus, liris dan puitis, karya-karyanya mencerminkan dinamika kekinian yang digerakkan oleh percampuran budaya antara yang lama dan yang baru.
Wirantawan memiliki kepekaan tinggi untuk mengamati dunia sekitar secara cermat. Selain itu, ia mempunyai kemauan kuat untuk mengejar cita-cita artistiknya dengan gigih.
Berbeda dengan banyak perupa lain yang melukis abstrak, Wirantawan berusaha keras meresapkan jiwanya pada karya melalui proses penggarapan yang sangat cermat. Karyanya mencerminkan keyakinan kuat pada perlunya penggunaan teknik yang menyita tenaga untuk menghasilkan kreasi yang bertenaga. Melalui karya dengan pengejaran detail yang nyaris terasa obsesif, Wirantawan menembus batas persepsi dan mengungkapkan perjuangan fisik dan mental untuk menyelesaikan konflik laten.
Karya abstrak Wirantawan menyuarakan dengan hening bahwa seni adalah sesuatu yang berdiri di seberang kenyataan. Hanya karya seni yang dramatis dan sublim yang akan bisa melampaui realitas. Karya seperti itu memiliki unsur-unsur yang tak terduga. NAWABALI
Leave a Reply