Pemberontak, antikemapanan, liar, urakan. Itulah gambaran cowok punk yang kerap terbayang di benak banyak orang.
Citra populer cowok punk itu kini ditantang oleh Marco Punx Bali. Ternyata cowok punk tidak alergi melakukan pekerjaan rumah tangga yang biasanya diidentikkan dengan perempuan.
Di rumah, cowok punk bisa menjadi “bapak rumah tangga” yang baik. Bisa cuci-cuci dan menyetrika, menyapu dan mengepel, mengasuh anak dst.
Tak percaya?
Coba simak lirik lagu berbahasa Bali, “Punx Ci Nawang” (Biar Kamu Tahu), dari Marco Punx Bali ini:
sing ade ne nawang tiang sube ngelah kurenan
sing ade percaye tiang sube ngelah nak cerik
di jumah tiang manting
di jumah tiang ngempu
di jumah tiang nyampat
apang pade imbang
sing ade ne nawang di jumah tiang bise nerik
sing ade percaye di jumah tiang bise ngepel
(tak ada yang tahu aku sudah punya istri
tak ada yang percaya aku sudah punya anak kecil
di rumah aku nyuci
di rumah aku momong
di rumah aku nyapu
biar seimbang
tak ada yang tahu di rumah aku bisa nyetrika
tak ada yang percaya di rumah aku bisa ngepel)
“Punk Ci Nawang” adalah single teranyar Marco Punx Bali, band indie beraliran Punk Alternatif yang mengusung lagu-lagu berbahasa Bali. Inilah single keempat mereka setelah “Tresna Setonden Mati” (2015), “De Ngutang Lulu Ngawag-Ngawang” (2016) dan “Jelema Serakah” (2017).
Pesan beraroma feminis dari sebuah band cowok terasa mengejutkan sekaligus menyegarkan. Apalagi band ini dikawal anak-anak muda bertato, dan musik mereka pun tidak lembut.
Sesuai filosofi punk yang menjunjung kejujuran, Marco Punx Bali hanya ingin berkata jujur lewat lagu. “’Punx Ci Nawang’ merupakan sebuah lagu yang sangat berarti bagi saya,” ujar Comar, pentolan Marco Punx Bali. “Lagu ini adalah cerminan dari kehidupan saya, di mana saya bisa menjadi figur ayah, suami dan juga penulis lagu serta vokalis band. Saya menyadari pilihan saya untuk menjalani itu semua dengan sangat sederhana.”
Marco Punx Bali juga telah menyiapkan video klip untuk lagu baru mereka. Sebagaimana yang terungkap dalam acara temu pers di Kubu Kopi, Denpasar, pada Selasa, 28 Januari, video klip ini digarap oleh Ayyiek Falgunadi.
Menurut Ayyiek, video klip “Punx Ci Nawang” sangat sederhana. Pembuatan video berdurasi kurang dari tiga menit itu hanya memakan waktu tiga hari. “Konsepnya diambil dari kehidupan Comar. Intinya, perbedaan kehidupan dia di rumah, sebagai suami dan bapak, dengan kehidupan dia sebagai personel band,” paparnya.
Bukan berarti mudah saja menerjemahkan lagu “Punx Ci Nawang” yang sarat pesan domestik itu ke dalam bahasa visual. “Tantangannya, bagaimana supaya video klip lagu ini tidak terkesan menggambarkan suami takut istri,” ujar Ayyiek setengah bercanda.
Marco Punx Bali dibentuk pada 2008. Awalnya, band ini merupakan site project dari Comar bersama Doni Lesmana (gitaris band Lolot), Lelut (pemain bas) dan Hendra (drumer). Karena kesibukan masing-masing, Doni, Lelut dan Hendra kemudian mengundurkan diri.
Marco Punx Bali aktif kembali dengan formasi baru. Kini personelnya terdiri dari I Komang Eka Darma Usadha alias Comar pada vokal, I Made Gede Adi Kusuma pada gitar, I Komang Dedy Suryawan alias Marlyn pada bas, dan I Made Ade Ananta Saputra pada drum.
Single dan video klip “Punx Ci Nawang” diluncurkan di Antida SoundGarden, Denpasar, pada Kamis, 30 Januari. Acara dimeriahkan penampilan sejumlah musikus kondang Bali. Ada Bayu KW, Made Bawa “Lolot” dan DJ Saylow. Berbeda dengan biasanya, tiga panggung dibentangkan untuk aksi musik mereka. NAWABALI
Leave a Reply