DENPASAR – Keberadaan Subak atau sistem pengairan masyarakat di Bali yang sudah mendapat pengakuan sebagai situs warisan dunia yang telah diakui UNESCO, mulai muncul permasalahan. Diantaranya degradasi alam yang berpotensi melemahkan harmonisasi antara masyarakat dan lingkungan di sejumlah subak. Degradasi alam yang terjadi di subak, akibat konversi lahan, alih profesi, ekonomi yang lemah dan kurangnya ketertarikan dari generasi muda untuk melanjutkan keberadaan subak.
Sebagai upaya untuk menggaungkan keberadaan subak kepada generasi muda, berbagai upaya telah dilakukan. Terbaru, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) membuat kompetisi bidang teknologi. Melalui Balai Pelestarian Kebudayaan XV, UPT Kemendikbudristek, mengadakan Lomba Cipta Game Edukasi Budaya untuk umum di seluruh Indonesia. Lomba Cipta Game Edukasi Budaya 2023 ini, mengambil tema “Subak Adventure : Explorasi Subak Bali”. Lomba yang sudah berlangsung sejak awal Juli 2023 ini, telah mendapatkan para pemenang yang diumumkan pada malam puncak kegiatan, Selasa 29 Agustus 2023.
Menurut Kapokja Pencatatan dan Pendokumentasian Balai Pelestarian Kebudayaan XV, Kemendikbudristek, I Gusti Agung Gede Artanegara, Lomba Cipta Game Edukasi Budaya ini digelar sebagai langkah yang sangat tepat untuk menarik minat generasi muda dalam mempelajari kearifan lokal Bali. Dalam game ini, dapat mengeksplorasi keindahan subak Bali dan cagar budaya di sekitarnya. Melalui game ini, para peserta dapat mempelajari sejarah, kearifan lokal, dan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam subak secara lebih interaktif dan menyenangkan.
Artanegara berharap dari kegiatan ini lahir sebuah wadah di industri kreatif khususnya game edukasi yang bisa menjadi rumah bagi mereka untuk berkolaborasi. “Industri kreatif kebanyakan berdiri sendiri berbeda dengan tradisi. Kita inginnya ada wadah industri kreatif yang di manage bersama,” ujar Artanegara.
Berkaitan dengan lomba ini, ia menyebutkan kalau antusias peserta cukup tinggi. Yang mana, sejak registrasi pendaftaran lomba dibuka mulai 2 Juli 2023 dan ditutup 28 Juli 2023, tercatat ada sebanyak 39 tim pengembang atau developer mendaftar.
“Setelah kita buka pendaftaran lalu terjaring 39 peserta, dan sebagian besar 90 persennya dari Bali. Lalu dipilihlah 10 terbaik dan kita umumkan malam ini,” katanya saat ditemui di sela kegiatan malam puncak acara, Selasa 29 Agustus 2023 di Denpasar.
Artanegara menambahkan, karya dari 10 finalis ini sebelumnya telah dinilai mulai dari tema, visual, dan aspek lain sebagainya oleh tim juri dari Balai Pelestarian Kebudayaan XV bekerja sama dengan Pandora Entertainment. Semua finalis ini nantinya akan diajak berkolaborasi dan tidak selesai di penganugerahan malam ini saja. Tetapi kata dia, mereka akan diajak untuk ikut mensosialisasikan dan mengedukasi terkait keberadaan subak di Bali.
Lebih lanjut dikatakan, dari 10 finalis ini, sebanyak delapan tim berasal dari Bali dan dua tim dari DI Yogyakarta. “Dari sepuluh itu semuanya bagus sebenarnya, tetapi tetap ada yang terbaik. Usia para peserta beragam, paling kecil tim dari SMP hingga usia sekitar 35 tahun tapi tidak semuanya memiliki latar belakang IT,” bebernya.
Sementara itu, Tim Kreatif Lomba Cipta Game Edukasi Budaya 2023 ‘Subak Adventure : Explorasi Subak Bali’, Putu Dian Ujiana menambahkan bahwa, pihaknya berharap kerjasama seperti ini berkelanjutan. Putu Dian yang juga sang kreator karakter Komik Beluluk ini mengatakan, kegiatan seperti ini dapat menjadi jembatan untuk memperluas gagasan, ide-ide baru yang dapat dikolaborasikan atau dikerjasamakan. “Kualitas game dari peserta maupun 10 finalis semuanya bagus bahkan salah satu peserta (tim) di usia masih SMP semangat untuk menciptakan game sudah tinggi,” ucapnya. (6445)
Pingback: Rekomendasi Laptop Gaming Asus dengan Performa Gahar, Namun Tetap Ringan! - Nawabali.id