Musim Virus Corona, Waspadai Info Sesat

 

Virus corona menyebar begitu cepat ke seluruh penjuru dunia. Menurut data mutakhir di situs resmi Pemerintah Indonesia (covid19.go.id), hingga 18 Maret ada 159 negara/kawasan yang terserang virus corona. Sebanyak 198.193 kasus positif corona terkonfirmasi.

Tak kalah dengan si virus, info sesat tentang virus corona juga menyebar dengan cepat. Di tengah situasi darurat kesehatan global, banyak pihak yang tidak bertanggung jawab malah mengail di air keruh.

Dihantui kecemasan dan ketakutan, banyak orang kehausan info corona. Informasi apa saja tentang virus corona akan dilahap, sering tanpa berpikir panjang. Situasi ini ibarat surga bagi para penebar kabar bohong dan penjahat siber.

Hoaks tentang virus corona berseliweran. Menular dari ponsel ke ponsel. Menimbulkan kebingungan, keresahan dan kepanikan. Mengganggu upaya penanggulangan wabah penyakit serius ini.

Penjahat siber juga berlomba-lomba memanfaatkan situasi krisis. Mereka berpura-pura memberi info tentang virus corona. Namun sebenarnya menyebarkan malware berbahaya dan melancarkan serangan siber.

Dilaporkan pertama kali oleh Techradar pekan lalu, hacker membikin versi palsu dari peta online penyebaran virus corona yang banyak diakses publik. Salah satunya, peta yang disediakan lembaga kredibel John Hopkins University. Orang yang mengeklik peta versi palsu akan dicuri datanya, misalnya user name, password dan nomor kartu kredit.

Baca Juga  Teknologi Melawan Virus Corona

Tiga hari lalu, Forbes memperingatkan tentang aplikasi jahat pelacak virus corona yang bisa mengunci ponsel pengguna. Situs web coronavirusapp[.]site menawarkan aplikasi android yang menjanjikan informasi mutakhir tentang penyebaran virus corona.

Aplikasi itu ternyata menginfeksi pengguna dengan ransomware “CovidLock” yang mengunci ponsel pengguna dan meminta tebusan uang. Jika tebusan tidak diberikan, semua data di telepon pengguna akan hilang.

Masih banyak contoh lain.

Selain melalui situs web palsu dan aplikasi jahat, serangan siber juga dilancarkan lewat attachment email. Dokumen attachment dibikin seolah-olah berisi info penting tentang virus corona dan berasal dari otoritas resmi. Begitu attachment dibuka, ponsel atau komputer pengguna akan terinfeksi malware yang kemudian mencuri password, informasi online banking dsb.

Agar tidak menjadi korban, langkah-langkah berikut ini dapat dilakukan:

– Waspadai email yang menawarkan info tentang virus corona, terutama jika bahasa dan ejaannya berantakan.

– Jangan buka attachment email, kecuali email berasal dari sumber tepercaya.

– Periksa alamat situs web di mesin pencari sebelum mengeklik. Klik situs yang tepercaya saja. Jangan sembarangan mengeklik tautan (link).

Baca Juga  WhatsApp Channel, Membawa Era Baru dalam Komunikasi Bisnis

– Hanya gunakan aplikasi yang ditawarkan di Play Store dan App Store.

– Jika telanjur memberikan password atau informasi pribadi, segera ubah password di semua akun.

– Jangan gunakan password yang sama untuk lebih dari satu situs.

Informasi terkini tentang virus corona sebaiknya dicari di sumber resmi. Misalnya, informasi yang tersedia di situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Untuk info berbahasa Indonesia, simak situs web Virus Corona COVID-19 dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Kedua situs itu menyediakan laporan situasi mutakhir, materi edukasi, penangkal hoaks/mitos dan berbagai info penting lainnya. NAWABALI


Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *